AC : Isi freon sesuai jenis kompresor


Ada dua jenis freon yang paling banyak beredar di Indonesia, yakni R 12 dan R 134. Ini berkait dengan emisi CFC yang dihasilkan, R 12 merupakan produk lama dan belum memuat kepentingan bersih lingkungan. Sementara R 134, konon sebagai produk yang ramah lingkungan.

Kompresor mobil dengan freon R 12 diisikan freon R 134, kompresor terancam jebol karena terdapat beda tekanan antar kedua jenis senyawa tersebut. Selain itu, selang-selang juga terancam bocor, retak hingga jebol. Kerja kompresi yang seharusnya dihasilkan kompresor juga akan melemah. Pemasukan R 134 kepada kompresor dengan freon jenis R 12, memerlukan pula pengantian oli. Sedang bila kompresor memiliki spesifikasi R 134 dan dipaksakan untuk mendapat pengisian R 12, maka AC tak akan berjalan maksimal. Sejumlah bengkel menyatakan sebagai dingin AC-nya bakal kurang tajam. Ini karena memang terjadi speck down. Dan kejadian ini yang paling sering terjadi akibat penawaran harga yang bisa dibuat lebih murah.

Lakukan penggantian oli kompresor Sebetulnya kebiasaan sebatas melakukan pengisian freon amat tidak direkomendasikan. Bila freon berkurang maka itu berarti terjadi kebocoran dalam salah satu bagian rangkaian penyejuk kabin tersebut. Karenanya pemeriksaan seluruh saluran harus dilakukan selekas AC tak dingin dan freon berkurang.



Namun bila terpaksa sebatas mengisi freon dalam keadaan darurat, selain perlu mengetahui pasti jenis freon yang diisikan, mintalah pula pengantian oli dalam kompresor. Ini penting, karena bila terjadi kebocoran maka pelumas dalam kompresor juga berkurang dan kotor. Setelah oli diganti, dengan sendirinya bengkel juga akan memvakum kompresor sebelum mengisikan freon.
( bid/berbagai sumber )

Akibat tergesa mematikan mesin


Padahal kebiasaan buruk ini membawa dampak negatif di masa mendatang

Salah satu kebiasaan buruk pengemudi adalah terburu-buru mematikan mesin kendaraan pada saat memarkir kendaraan. Padahal kebiasaan buruk ini membawa dampak negatif di masa mendatang. Simak uraian berikut ini :

* Saat mematikan mesin jangan langsung memutar kontak ke posisi off dan menggeber-geber gas. Hal ini sangat berpengaruh pada pelumasan mesin. Saat putaran tinggi mesin memerlukan pelumasan yang lebih baik. Tapi karena langsung dimatikan meskipun masih ada sisa oli pada dinding boring (rumah silinder), pelumasan menjadi berkurang. Jika sering dilakukan mesin akan aus atau jebol.

* Mesin yang langsung dimatikan setelah digeber pada kecepatan tinggi adalah cara yang kurang tepat. Karena saat itu dapur pacu baru saja bekerja keras dari menempuh perjalanan. Dalam keadaan mesin bertemperatur tinggi, tentu komponen di dalamnya masih mengembang, jika tiba-tiba dimatikan hal itu akan merusak dinding silinder.





* Disamping itu mesin yang dituntut melakukan putaran tinggi secara terus menerus pasti mengalami stress. Kondisi ini membuat keadaan mesin belum stabil.

* Kebiasaan mematikan mesin tiba-tiba sehabis melaju pada kecepatan tinggi dapat menyebabkan ring piston cepat aus. Selanjutnya merembet pada penurunan kompresi sehingga tenaga menjadi payah.

* Untuk itu saat mematikan mesin diamkan putaran iddling beberapa saat sampai mesin benar benar dalam keadaan stationer. Setelah itu putar kunci kontak ke posisi off.[erf/cbn]

Membaca Efektivitas Oli Mesin Mobil


PEMILIK mobil di kota-kota besar nan sibuk tidak punya waktu lagi membuka ruang mesin untuk memeriksa keberadaan oli mesin mobil, baik dari aspek volume maupun kekentalannya (viskositas). Kehadiran oli mesin, yang memungkinkan pergantian lebih dari jarak tempuh 10.000 kilometer, semakin membuat pemilik kendaraan tak peduli lagi akan keberadaan dan fungsi oli bagi mesin kendaraannya. Padahal, oli yang tak efektif lagi menjalankan fungsinya sebagai pelumas mesin bisa diidentifikasi dari belakang kemudi atau kabin kendaraan di mana pemilik berada. MEMBACA efektivitas oli mesin kendaraan ini penting berkaitan dengan dana. Oli yang sudah "loyo" jelas akan memperpendek usia mesin. Ini jelas berkaitan dengan investasi yang lebih besar untuk perbaikan mesin ataupun mengganti mobil baru. Padahal, mobil yang ada ini tidak sedikit harganya. Dan semakin membuat sakit hati apabila kreditnya belum rampung pula.
Sebenarnya tidak terlalu sulit dalam membaca kinerja oli mesin yang daya pelumasannya sudah tak lagi efektif. Semuanya bisa dirasa, didengar, atau dilihat langsung, apalagi jika sedang berada di belakang kemudi mobil yang sedang digunakan. Mobil-mobil mutakhir memang memberikan indikator tekanan oli yang berada di dalam kabin pengemudi, namun semua itu tidak mutlak memperlihatkan efektivitas pelumas.
Berbunyi nyaring
Oli mesin diketahui memiliki fungsi memperkecil gesekan atau keausan dari sejumlah komponen dalam mesin yang bekerja dan bergerak saat mesin hidup. Gesekan antarkomponen logam dalam mesin seperti katup/klep mesin, gir dalam mesin, akan semakin nyaring apabila pelumas tidak lagi efektif dalam fungsinya dalam memperkecil gesekan atau keausan.


"Jika suara komponen mesin lebih nyaring atau garing dibandingkan dengan sebelumnya, boleh jadi fungsi pelumasnya sudah tak lagi efektif. Apalagi jika suara tadi datang dari mobil dengan mesin yang masih menggunakan sistem multikatup," ujar Mico F Kaliki, Manajer Pemasaran PT Bahana Nusa Lubrindo yang menjajakan pelumas Agip asal Italia.
Tentunya, ujar Mico, suara garing atau nyaring ini bukan karena oli atau pelumas tidak sampai ke bagian klep/katup mesin akibat pompa pelumas yang tidak berfungsi baik. Pelumas tetap sampai ke ruang katup, namun tingkat kekentalan yang sudah rendah menyebabkan suara gesekan komponen logam dalam mesin menjadi lebih jelas, lebih nyaring.
Suatu hal yang juga harus pasti dan benar bahwa volume pelumas dalam mesin sudah sesuai. Juga pelumas yang dimasukkan ke rongga mesin sudah sesuai dengan jenis mesin semisal mesin bensin atau diesel, serta usia mesin. Karakteristik pelumas, yakni SAE (Society of Automotive Engineer) yang menentukan tingkat kekentalan (viskositas) pelumas dan API (American Petroleum Institute) yang menjadi petunjuk mutu pelumas, juga sudah tepat.
Pelumas untuk mesin diesel dari sisi petunjuk mutu (API) selalu didahului huruf C (commercial) semisal CD atau CF. Mesin bensin diawali huruf S (service station) semisal SG atau SJ. Dari sisi kekentalan, mesin lama jelas perlu membutuhkan pelumas dengan kekentalan tinggi seperti SAE 20 W-50, sedangkan mesin baru dengan kekentalan encer seperti SAE 5W-50 atau 10W-40. W berarti winter (musim dingin) di mana kekentalan mencapai angka 20 (20 W) dan di saat panas mencapai 50.
Apabila semua ketentuan teknis ini dilanggar, bisa saja suara mesin mobil semakin jaring. Misalnya, pelumas untuk mesin baru digunakan pada mesin lama, jelas tidak banyak berfungsi dalam memperkecil tingkat gesekan atau benturan komponen logam dalam mesin. Kekeliruan ini bisa terdeteksi pada pagi hari saat mesin dihidupkan, terdengar bunyi katup mesin yang nyaring akibat pelumas yang kurang berfungsi penuh dalam memperkecil gesekan.
Jika fungsi mengurangi gesekan ini berkurang, pemilik mobil atau sopir bisa melihatnya dari temperatur mesin yang lebih tinggi dari biasanya. Tentunya hal ini hanya akurat apabila sistem pendingin mesin (air di radiator penuh, kipas pendingin lancar, dan pompa air oke) berjalan normal. Jika demikian, besar kemungkinan pelumas dalam mesin kendaraan sudah tak efektif.
Pergesekan antarkomponen-komponen mesin yang kian besar jelas akan membuat temperatur mesin segera naik. Padahal, pelumas bertugas memperkecil gesekan tadi, dengan menyusup di antara celah-celah komponen mesin yang terus bergerak. Kehadiran pelumas di sana juga berfungsi mendinginkan komponen-komponen tadi.
"Jadi, jika panel indikator temperatur mesin lebih tinggi dari kondisi normal, sementara air pendingin oke, kipas pendingin radiator oke, dan sistem pendingin lainnya oke, maka bisa saja bahwa kinerja pelumas dalam rongga mesin tak lagi efektif," ujar Mico. Kalau sudah begini, sebaiknya pelumas segera diganti sekalipun jumlah jarak tempuh belum setengah dari permintaan untuk ganti pelumas berikutnya.
Akselerasi berkurang
Tidak efektifnya pelumas juga bisa dirasakan dari tarikan mesin yang terasa berkurang. Akselerasi mobil saat lampu hijau, atau saat meluncur di jalan bebas hambatan, terasa kurang mantap. "Pengemudilah yang paling merasakan kinerja mesin yang menurun akibat fungsi pelumas yang sudah sangat berkurang," ujar Mico.
Gesekan antarkomponen logam dalam mesin jelas semakin tersendat apabila pelumas tidak cukup banyak menyusup di antara komponen-komponen yang saling bergesekan itu. Secara akumulasi, gesekan yang tersendat ini berpengaruh terhadap tenaga atau akselerasi yang dihasilkan mesin mobil. Mobil teras berat saat dipacu. Selanjutnya bukan saja mesin yang berusia pendek, tetapi pemakaian bahan bakar juga boros.
Dalam kasus ini, tidak heran bahwa ada semacam kesepakatan tak tertulis bahwa mobil baru sebaiknya tidak dipacu kencang. Juga agar mesinnya tidak dipaksa untuk menarik beban muatan yang berat. Semua ini karena mesin pada mobil baru cenderung memiliki tingkat pergesekan antarkomponen logamnya sangat tinggi.
Kesepakatan ini belakangan bisa terhapuskan atau mulai sirna karena mulai bermunculan berbagai merek pelumas dengan tingkat kekentalan yang encer khusus diciptakan untuk mesin mobil baru.
Pelumas yang encer (peringkat/grade SL atau SJ untuk mesin bensin dan CJ-4, CH-4, CG-4, atau CF-4 untuk mesin diesel) ini mampu menyusup dengan leluasa ke celah-celah mesin baru yang praktis masih sangat sempit.
Mengingat pentingnya keberadaan pelumas dalam mesin, sementara tingkat kesibukan yang tidak memberikan waktu dan ruang untuk membuka ruang mesin mobil, sebenarnya mendeteksi efektivitas pelumas dengan merasakan, mendengarkan, dan melihat dari balik kemudi sudah cukup akurat untuk segera ke bengkel menggantikan pelumas yang ada.
Mesin mobil rontok jelas membutuhkan dana jauh lebih besar ketimbang membeli 5 liter atau 4 liter pelumas mesin.
(Pieter P Gero)

Kenali bau pada mobil anda


Indra penciuman bisa anda manfaatkan untuk mendeteksi kerusakan apa yang sedang mengganggu mobil anda. Beberapa bau-bauan yang tercium hidung di dalam kabin kendaraan adalah alat diagnosa untuk mengetahui kerusakan pada mobil anda seperti :





Bau bahan bakar

Jika bau bahan bakar tercium dalam kabin kemungkinan disebabkan karena kerja kontrol penguapan bahan bakar tidak berfungsi dengan baik. Bisa juga karena terjadinya bocor dan terputusnya hubungan pada sistem penguapan bahan bakar. Atau bisa juga karburator mengalami kebocoran karena gasketnya getas.

Bau asap knalpot

Asap knalpot yang baunya masuk ke dalam kabin kemungkinan disebabkan karena bocornya knalpot di bawah kompartemen penumpang.

Bau oli terbakar

Terciumnya bau oli terbakar merupakan indikasi bahwa oli mesin telah hampir habis atau overheat pada transmisi yang disebabkan juga oleh berkurangnya volume oli transmisi. Ganti dan tambahkan oli yang berkurang.

Bau plastik terbakar

Jika bau plastik terbakar yang tercium kemungkinan besar adalah terjadinya hubungan pendek pada sistem kelistrikan. Segera cek pada sumber bau dan ganti kabel-kabel yang terbakar.





Bau karet terbakar

Berhati-hatilah jika bau karet terbakar yang tercium. Segera periksa keempat ban, kemungkinan terdapat ban yang panas akibat menguncinya kampas rem. Kemungkinan lain karena minyak rem terhambat atau bocor. Pemakaian kampas rem yang tidak sesuai
(dr.berbagai sumber)



------------------------------------------------------
di jual rumah mewah di cibubur www.rumah6milyar.blogspot.com

Memperlakukan Mobil dengan Benar






Mobilku sayang mobilku malang. Mungkin kalimat ini tepat untuk menggambarkan kendaraan, khususnya mobil, yang kerap diperlakukan dengan tidak benar oleh pemakainya. Para pemilik kendaraan mungkin saja sesungguhnya sangat menyayangi 'tunggangannya' itu. Namun, tak jarang para pengendara tidak menggunakannya dengan benar. Akibatnya mudah ditebak, mobil sering kali harus bolak-balik masuk bengkel.




Melakukan perawatan adalah hal mutlak yang harus dilakukan pemilik kendaraan. Namun, biaya perawatan seharusnya bisa ditekan seminimal mungkin kalau saja kendaraan kita selalu dalam kondisi yang tokcer. Berikut ini nasihat sederhana mengenai perlakuan yang benar terhadap mobil seperti yang disampaikan dalam buku Tips Praktis Perawatan Mobil (Otomotif):

- Kelistrikan
Yang perlu diperhatikan adalah komponen kelistrikan kendaraan ketika hendak mematikan mesin. Mungkin karena terlalu lelah bekerja seharian dan mengendarai sendiri kendaraannya, kerap kali para pengemudi langsung mematikan kendaraannya ketika sampai di rumah. Kebiasaan ini tentu saja menimbulkan efek negatif pada kendaraan. Prinsipnya, semua komponen kelistrikan harus dimatikan sebelum mematikan mesin. Jika tidak, saat menghidupkan mesin beban yang diterima dinamo starter lebih berat.

- Menghidupkan mesin
Jangan terlalu bersemangat menginjak pedal gas ketika menghidupkan mesin. Jika dilakukan sembarangan akan menimbulkan dampak yang tidak baik pada kendaraan Anda. Ini karena pelumas belum sepenuhnya melumuri mesin saat mesin baru dihidupkan. Gesekan yang tiba-tiba tanpa oli ini bisa membuat usia mesin pendek.


- Gigi persneling
Gunakanlah setiap gigi sesuai dengan putaran mesinnya. Setiap angka yang ada di tongkat persneling memiliki kecepatan atau kemampuan tersendiri. Setiap angka dibatasi maksimum putaran mesinnya. Sering kali pengendara tak memperhatikan hal ini, pemakaian gigi tak sesuai dengan rpm. Akibatnya mesin mengelitik, mengerung, bahkan tersendat-sendat.

- Kemudi
Jangan membelokkan setir saat mobil dalam keadaan berhenti. Jika dilakukan, bisa merusak sistem kemudi, seperti tie-rod dan ball joint. Parahnya lagi sil power steering akan cepat jebol. Jadi, janganlah terburu-buru, putarkan kemudi saat roda mobil dalam keadaan berjalan.

- Kopling
Tanpa disadari kerap kali kaki pengendara berada di atas pedal kopling saat mobil melaju. Kebiasaan ini ternyata berdampak negatif pada kendaraan. Ketika beban kaki pengendara kebetulan menekan pedal terlalu dalam, pelat kopling akan terkikis. Akibatnya, bagian ini akan habis sebelum waktunya.

- Pedal gas
Entah kenapa, ada saja pengemudi yang sering menekan gas percuma atau berulang-ulang. Padahal bagian ini adalah alat pendukung utama dalam kecepatan dan kenyamanan mengemudi. Akibatnya, mobil terkesan ajrut-ajrutan. Ini tentu akan merugikan kendaraan, selain memboroskan bahan bakar juga bisa merusak mesin. Kebiasaan ini bisa membuat kerak di dapur pacu lebih banyak dibandingkan dengan menekan gas seperlunya.

- Rem
Jangan lupa untuk menggunakan efek pengereman mesin (engine brake) saat melakukan pengereman. Selain aman, kebiasaan ini juga bisa menghemat kampas rem mobil. Hindarkan pula pengereman dengan objek yang sudah terlalu dekat. Injaklah rem dalam jarak yang ideal.

- Wiper
Jangan tergesa-gesa memfungsikan wiper atau penghapus kaca. Semprotkan lebih dahulu air yang ada di tabung sebelum wiper berfungsi. Ini untuk menghindari kerusakan pada kaca atau wiper karena terkena debu kasar yang menempel.( bid/berbagai sumber )

 
 
 

Total Tayangan Halaman