Cara Jepang Menghemat BBM


Jepang adalah salah satu negara yang serius menangani konservasi energi. Keseriusannya ditunjukkan dari kepedulian menemukan cara menghemat pemakaian energi, mulai dari yang berdampak kecil hingga yang besar.
Mulai dari yang tidak mengeluarkan biaya tambahan apa-apa hingga yang berongkos selangit. Mulai dari yang dilakukan sukarela hingga yang diberikan insentif. Semangat Jepang melakukan penghematan pemakaian energi, khususnya minyak bumi, patut diacungi dua jempol dan pantas dicontoh. Berikut ini akan dicoba menerapkan semangat konservasi energi Jepang untuk lingkungan kehidupan Indonesia.
Keberhasilan program penghematan energi di Jepang tidak terlepas dari keberadaan The Energy Conservation Center, Japan (ECCJ), suatu organisasi yang bertanggung jawab mempromosikan konservasi energi. ECCJ yang berdiri tahun 1978, atau dua tahun setelah krisis BBM dunia, antara lain memberikan pelayanan informasi tentang teknologi konservasi, undang-undang dan peraturan terkait konservasi, memberikan pelatihan, menguji manajer energi, dan menyelenggarakan seminar yang menggalakkan penghematan energi.
Segmen pemakai energi yang menjadi sasarannya adalah sektor industri, komersial, rumah tangga, dan transportasi.
Kepakaran dan pengabdian dari pengelola ECCJ, yang sebagian darinya adalah tokoh-tokoh sukses yang sudah pensiun, menyebabkan aktivitas ECCJ sangat berdampak kepada keberhasilan konservasi energi di Jepang.
Serius walaupun hal kecil
Salah satu sektor pengguna yang konsumsi BBM-nya masih potensial ditekan adalah sektor automotif, khususnya kendaraan roda dua dan roda empat. Banyak tidaknya pemakaian BBM oleh satu kendaraan terutama ditentukan oleh besar volume (cc) mesin. Semakin besar cc-nya, semakin banyak kebutuhan BBM per satuan jarak tempuh. Contoh, sepeda motor 100 cc hanya mengonsumsi BBM 1:35 (satu liter BBM untuk jarak tempuh rata-rata 40 kilometer).
Bandingkan dengan mobil yang 1000 cc yang memiliki rasio 1:12 dan mobil 2000 cc dengan rasio 1:7. Tetapi, untuk setiap jenis kendaraan yang ukuran cc mesinnya sudah tertentu, ada faktor-faktor lain yang memengaruhi boros tidaknya kendaraan mengonsumsi BBM, seperti yang dijelaskan berikut ini.
Semakin berat kendaraannya, semakin boros kendaraan itu mengonsumsi BBM. Pemilik mobil memiliki kebiasaan membawa barang-barang ke mana saja mobil berjalan walaupun barang tersebut tidak diperlukan. Bagi pemain golf, menyimpan stik golf dan kelengkapannya di bagasi mobil adalah hal yang biasa agar sewaktu ada ajakan main, perlengkapan sudah tersedia. Berat satu set stik golf dapat mencapai 1-15 kilogram.
Untuk mobil yang relatif tua, yang sudah mulai banyak rewelnya, di bagasi mobil biasanya ada oli cadangan, air aki, air radiator, tali derek, bahkan ada yang menyimpan dua ban serap di bagasi.
Semua barang yang sebenarnya tidak diperlukan ini menambah beban kendaraan dan membuat mesin lebih boros. Kalau biasanya untuk jarak tempuh 50 kilometer hanya perlu 5,5 liter, dengan tambahan beban ”aneh-aneh” tadi, konsumsi BBM menjadi 5,88 liter atau lebih boros 0,38 liter untuk jarak tempuh yang sama. Bila di Jakarta ada 100.000 mobil yang perilaku pemilik mobilnya seperti di atas, maka dalam satu hari sudah terjadi pemborosan 38.235 liter. Pengemudi di Jepang hanya membawa perlengkapan mobil seperlunya. Barang bawaan juga terbatas hanya yang memang diperlukan.
Kesiapan kendaraan
Dari bincang-bincang dengan mekanik bengkel, sering pengemudi membawa mobil ke bengkel untuk keperluan lain, misalnya mencuci mobil, tetapi mekanik menemukan bahwa sistem rem kendaraan ada gangguan. Si pengemudi tidak menyadarinya sampai sang mekanik memberitahunya.
Kendaraan yang sistem remnya tidak baik ada kalanya menyebabkan putaran ban agak tertahan oleh kanvas rem. Indikasinya,




pelek ban biasanya memanas jika mobil dibawa berjalan, tarikan mesin serasa tidak bertenaga, ketika mobil berjalan melambat menuju berhenti maka mobil akan cepat mencapai posisi stop. Jika keadaan seperti ini terjadi, pemakaian BBM menjadi lebih boros. Karenanya, apabila pengemudi mobil merasakan kelainan sistem pengereman, jangan tunda memeriksakannya ke bengkel.
Keadaan lalu lintas yang padat di kota-kota besar memaksa pengemudi untuk sering memacu kendaraan dari keadaan berhenti dan setelah bergerak sedikit tiba-tiba harus menekan pedal rem. Perilaku seperti ini sering dilakukan pengemudi pada waktu lalu lintas macet. Alasannya, apabila kendaraan dari keadaan stop karena macet mulai dijalankan secara perlahan, bisa saja mobil di kiri atau di kanan tiba-tiba memotong ke depan, mengisi kekosongan tempat yang ditinggalkan mobil yang di depan sebelumnya
Agar tidak sering di sodok pengemudi yang tidak sabaran, biasanya pengemudi di kota-kota besar langsung tancap gas bila mobil di depan bergerak. Putaran mesin persneling satu sudah langsung di angka 3.000-an. Padahal, baru 15 meter bergerak sudah berhenti lagi. Karenanya, mobil harus segera di rem.
Perilaku seperti ini sering terjadi dan menyebabkan banyak BBM terbuang percuma. Pengemudi di Jepang lebih tertib, tidak saling sodok walaupun jalanan macet. Karenanya, tak ada salahnya pengemudi Indonesia juga mencoba bersikap sabar, menjalankan kendaraannya secara bertahap tanpa dipaksakan.
Mobil pribadi di kota-kota besar hampir semuanya memiliki AC. Dari pengamatan di jalanan, sebagian besar kendaraan pribadi menyalakan AC ketika sedang dikendarai. Penggunaan AC ini memengaruhi penggunaan BBM. Beberapa jenis mobil menunjukkan perbedaan pemakaian bahan bakar yang berbeda jauh antara saat pakai AC dengan saat tidak memakai AC. Misalnya, ketika tanpa AC, pemakaian BBM sebesar 1:11, yaitu 1 liter untuk 11 kilometer rata-rata. Jika pakai AC, pemakaian BBM menjadi 1:7 rata-rata. Andaikan perjalanan berangkat pagi ke kantor dan pulang malam sejauh 2 x 25 kilometer, penghematan BBM jika mobil berjalan tanpa AC adalah 2,6 liter per hari atau penghematan mencapai 30 persen.
Hanya saja, bagaimana caranya bisa nyaman berkendara di Jakarta tanpa menyalakan AC? Mudah saja, berangkat lebih awal pagi hari dan pulang setelah malam hari sehingga udara relatif sejuk.
Mematikan mesin
Jepang saat ini mulai mencoba menerapkan kebiasaan mematikan mesin pada waktu kendaraan berhenti karena lampu lalu lintas merah. Percobaannya dimulai oleh bus angkutan umum di beberapa kota besar. Walaupun cara ini belum digandrungi di Jepang, tetapi apa yang mereka lakukan menunjukkan bahwa apa pun mereka coba untuk menekan konsumsi BBM.
Cara mematikan mesin pada waktu lampu lalu lintas masih merah mungkin belum cocok diterapkan di Indonesia. Selain karena waktu yang diperlukan untuk lampu berubah dari mulai merah ke hijau relatif singkat, cara seperti itu mensyaratkan mobil harus dalam kondisi sehat.
Jangan-jangan, setelah mesin dimatikan karena lampu merah, ketika mau di-start, mesinnya ngadat karena akinya soak.
Menghindarkan kemacetan
Pengemudi Jepang sangat berupaya menghindarkan kemacetan. Yang dilakukan adalah menghindari berkendaraan pada jam berangkat dan pulang kantor. Pernah suatu kali dalam suatu perjalanan wisata, pemandu wisata mengingatkan agar seluruh penumpang kembali berkumpul pukul 15.00 agar dapat menghindarkan kemacetan dan bergerak meninggalkan kota paling lambat pukul 16.00. Apabila kendaraan berjalan di tengah-tengah kemacetan, pemakaian BBM akan jauh lebih banyak, selain tentu melelahkan.
Pengemudi di kota-kota besar di Indonesia dapat menerapkan semangat menghindarkan kemacetan ini. Misalnya, berangkat lebih pagi, pulang lebih larut. Bila harus berkendara pada jam sibuk, berupayalah mencari jalur alternatif guna menghindar dari kemacetan.
Masyarakat Jepang berupaya tidak membuat acara-acara yang dapat membuat jalanan macet. Kalaupun harus membuat acara di lokasi yang lalu lintasnya ramai, penyelenggara acara jauh-jauh hari sudah memberi tahu masyarakat akan kemungkinan adanya gangguan lalu lintas, bahkan juga memberi informasi jalur-jalur alternatif.
Di Indonesia beda lagi. Sering pesta perkawinan, pesta ulang tahun, dan hajatan lainnya harus menutup jalan umum yang menyebabkan lalu lintas harus dialihkan ke jalan yang lebih sempit dan lebih jauh.
Atau, kalaupun ada acara perkawinan di gedung-gedung mewah, jalanan juga menjadi macet karena para tamu undangan semuanya pakai mobil pribadi. Bagaimana kalau ada yang berinisiatif menyelenggarakan resepsi pernikahan pada waktu senggang? Misalnya hari minggu antara jam 09.00 hingga jam 12.00? Waktu yang tidak lazim memang. Tetapi, pasti jalanan tidak macet, BBM juga tidak diboroskan.
Peluang untuk melakukan penghematan energi masih terbuka besar di Indonesia. Kalau pejabat negara sudah mengimbau untuk menghemat pemakaian energi, tindak lanjutnya terpulang kepada masyarakat. Yang jelas, menghemat pemakaian energi akan menjamin tercapainya keharmonisan: efisiensi ekonomi, perlindungan lingkungan, dan ketersediaan energi jangka panjang.

Oleh: Benny Marbun


  • READ MORE.......



  • for more details and updates about automotive-technology, please visit.........
    www.automotive-technology-guide.blogspot.com

    Kapan Sebaiknya Mengisi Bahan Bakar?




     Pada sebagian besar pemilik kendaraan akan melakukan pengisian bahan bakar begitu tangki bahan bakar kosong alias habis. Hal tersebut memang betul namun ternyata ada waktu tepat untuk dianjurkan mengisi bahan bakar. Tentu saja ada alasannya yaitu Anda melakukan upaya penghematan. Jadi, kapan waktu paling tepat mengisi bahan bakar?

    1. Sebaiknya lakukan pengisian bahan bakar di malam hari karena:

    * Setiap bahan bakar terjadi proses penguapan, jika pengisian dilakukan di malam hari maka akan mengurangi proses penguapan. Karena pada malam hari jumlah penguapan akan lebih sedikit dibanding siang hari.

    * Karena jumlah bahan bakar yang menguap di malam hari lebih sedikit itu berarti mengurangi resiko terbakar mengingat pada bahan bakar ada kandungan yang membuatnya cepat terbakar apalagi terkena panas di siang hari.

    2. Sebaiknya jangan tunggu tangki bahan bakar benar-benar kosong untuk mengisi bahan bakar. Dianjurkan untuk menyisakan ¼ bahan bakar saat melakukan pengisian. Karena bila tangki bahan bakar benar-benar kosong


    maka akan terjadi pengembunan air lebih banyak dalam tangki. Hal itu berpengaruh pada kualitas bahan bakarnya.

    3. Jangan lupa untuk selalu mengecek indikator persediaan bahan bakar setiap saat agar Anda bisa mengontrol pengisian bahan bakar dan tidak kehabisan di jalan.[erf/cbrmn/oto]

    (bid/berbagai sumber)

  • READ MORE.......



  • for more details and updates about automotive-technology, please visit.........
    www.automotive-technology-guide.blogspot.com

    Tanda-tanda Rem Blong


    Fungsi Rem Kendaraan salah satu Alat Vital yang perlu perhatian khusus. Menghadapi suatu keadaan darurat dibutuhkan persiapan mental yang tidak ringan. Apalagi bila keadaan darurat itu terjadi sebagai akibat rem kendaraan yang kita kendarai tidak dapat berfungsi dengan sempurna.

    Sebelum kejadian yang membuat sport jantung itu terjadi, ada baiknya kita perhatikan kendaraan yang akan kita gunakan. Berikut adalah gejala-gejala akan terjadinya kemacetan pada sistem rem kendaraan kita.

    Pedal rem terasa ringan. Kondisi seperti ini dapat terjadi karena sepatur rem sudah tipis. Atau jarak antara sepatu dengan tromol sudah terlalu jauh. Namun, dapat diduga pula bila di dalam sluran pengereman terdapat angin yang harus segera dibuang.

    Ada efek buang. Saat dilakukan pengereman, posisi kendaraan membuang ke kiri atau ke kanan. Bila hal ini terjadi, maka dapat dipastikan ada setelan tinggi rendah sepatu rem yang tidak sama. Bisa terjadi juga adanya kebocoran pada salah satu silinder roda.

    Rem bergetar. Kondisi seperti ini bisa terjadi karena sepatu rem mengeras, kena minyak pelumas atau gemuk. Bila ini yang terjadi, maka sepatu rem dapat dicuci dengan sabun dan dikeringkan.




    Pedal rem keras. Keras yang dimaksud ini tidak disertai dengan efek pengereman yang baik. Dengan demikian, dapat dipastikan ada beberapa bagian dalam sistem pengereman yang tidak beres. Seperti sepatu rem yang terkena pelumas, slinder roda mengalami kemacetan dan ada slang vacum yang pecah. Namun harus diperiksa pula kondisi pipa-pipa rem. Bisa terjadi bagian yang menyalurkan tekanan angin itu tersumbat.

    Ada suara gesekan. Bila sumber suara ada di depan, maka dapat dipastikan adanya pergeseran indikator ketebalan brake pad. Sedang munculnya suara dari belakang dikarenakan kondisi sepatu rem yang sudah harus diganti. Tindakan paling aman adalah menggantinya dengan yang masih baru.[erf/cbr]

    (bid/berbagai sumber)

  • READ MORE.......



  • for more details and updates about automotive-technology, please visit.........
    www.automotive-technology-guide.blogspot.com

     
     
     

    Total Tayangan Halaman