Car Brake Tools : Pengecekan Berkala Perangkat Rem Mobil


Salah satu piranti paling vital yang terdapat pada sebuah kendaraan adalah rem. Entah kendaraan apapun itu, karena diantara banyaknya penyebab kecelakaan oleh kendaraan bermotor, salah satunya disebabkan faktor rem. Maka dari itu wajib diperhatikan jika ingin melakukan perjalanan menggunakan kendaraan baik dalam kota maupun keluar kota, hendaknya selalu memperhatikan rem yang terdapat pada kendaraan anda, terutama pada mobil.

Menurut Gunawan Indrajati, Service Manager pada Tunas Toyota yang terletak dibilangan Mampang Jakarta Selatan, “terdapat berbagai macam hal yang dapat membuat sistem pengereman pada mobil terganggu, bahkan sampai kepada kondisi ekstrim yaitu, tidak berfungsinya beberapa indikator pada sistem pengereman yang dapat mengakibatkan rem pada mobil blong.”


Jika sistem pengereman pada mobil tidak berfungsi dengan baik, terdapat beberapa kemungkinan penyebab terjadinya hal tersebut, yaitu :
1. Kampas remnya sudah aus
2. Sliding yang terdapat pada caliper, kotor dan biasanya berkarat dan membuat caliper tidak berfungsi sebagaimana layaknya.
3. Tidak berfungsinya caliper yang disebabkan oleh kebocoran oli rem yang terdapat karet seal yang sudah aus.

Karena sistem dan cara kerjanya yang agak rumit, disarankan agar membawa mobil pada bengkel-bengkel mobil terdekat, atau pada bengkel yang telah ditunjuk untuk memperbaiki sistem pengereman tersebut. Tapi jika saja anda harus memperbaikinya sendiri dirumah, atau ketika sedang dalam melakukan perjalanan, mungkin ada baiknya jika melakukan langkah-langkah dibawah ini :


1. Lepaskan ban dari as roda (jika system pengereman menggunakan disc brake maka perangkat pengereman akan langsung terlihat,
jika menggunakan tromol maka penutup pada tromol atau drum brake harus dibuka dulu agar perangkat pengereman dapat terlihat). 

2. Setelah itu periksa kampas rem, tapi anda harus tahu sebelumnya, mana kampas rem yang masih bagus dan sudah tidak layak pakai lagi.(lakukan penggantian pada kampas rem yang sudah rusak). 

3. Jika ternyata tidak ada keganjilan yang terlihat pada kampas rem, untuk yang menggunakan disc brake, cenderung caliper-nya tidak
berfungsi dengan baik sebagai akibat dari baut sliding kotor bahkan berkarat, buka baut sliding dengan kunci pas, lalu bersihkan dengankain bersih dan apabila terdapat karat bisa anda bersihkan terlebih dahulu dengan ampelas yang agak kasar lalu berikan gemuk secukupnya.


4. Sedangkan pada sistem pengereman yang menggunakan tromol,

cenderung masalahnya terdapat pada wheel cylinder sebagai titik tolak kampas rem.
5. Kebocoran oli rem juga biasanya membuat rem jadi blong, periksa karet seal yang terdapat pada caliper, jika terdapat cairan oli membasahi karet seal segera lakukan penggantian pada seal.

Untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan pada sistem pengereman kendaraan anda, ada baiknya anda melakukan pengecekan berkala secara rutin di bengkel-bengkel yang ditunjuk. “Disarankan agar pengecekan berkala pada sistem pengereman dilakukan pada setiap kendaraan mencapai 10.000 kilometer, dan selanjutnya setiap kelipatan 10.000 kilometer.” Ungkap Gunawan Indrajati menutup obrolan.

Teks/Foto : Ahmad Garuda




  • READ MORE.......



  • for more details and updates about automotive-technology, please visit.........
    www.automotive-technology-guide.blogspot.com

    Maintenance car : Perawatan Pintu Mobil


    Pintu mobil merupakan bagian kendaraan sangat penting untuk dirawat, sehingga menjamin keamanan & kenyamanan pada saat berkendaraan. Pintu mobil sering luput dari perhatian pemiliknya, padahal jika terjadi kerusakan bisa berakibat fatal.
    Akibatnya
    Misalnya, bila rel kaca sudah getas sehingga air bisa masuk ke celah pintu dan membuat mekanisme penggerak kaca jendela berkarat. Sehingga saat naik turunnya kaca akan terasa berat dan harus dibantu dengan tangan. Belum lagi terdengar suara berderit, serta pemutar kaca bisa macet seketika. Demikian juga dengan gagang pintu, jika pelumas untuk mekanisme pembuka pintu mengering, pintu akan sulit dibuka.
    Hal Yang Dilakukan
    Tips perawatan berikut ini, sebaiknya dilakukan minimal 6 bulan sekali :
    1. Sediakan peralatan yang dibutuhkan seperti obeng plus dan min, kuas, solar, gemuk dan pelumas semprotan.
    2. Buka panel penutup (trim pintu) dengan posisi kaca turun ke bawah. Buka baut pegangan pintu dan gagangnya dengan obeng plus. Lalu lepas tuas pemutar kaca dengan mencungkil pin.
    3. Buka panel pintu dengan mencungkilnya pakai obeng min. Untuk mobil dengan 'power window' copot sakelarnya. Perhatikan lis kaca (weather strip) bersihkan kotoran yang menempel pakai kuas dan solar. Tunggu sampai kering. Atau bersihkan dengan air sabun dan setelah kering bersihkan dengan lap.
    4. Bersihkan gigi regulator dan oleskan dengan gemuk. Juga gigi penggerak motor untuk yang menggunakan power window. Lumasi juga lengan pemutar dan pernya.
    5. Periksa tangkai pengimbang regulator, juga rel atas dan bawah penggerak tangkai regulator. Bersihkan dengan solar lalu olesi dengan gemuk.

    6. Setel kaca yang miring dengan cara menaikkan kaca setengah dan kendurkan dua baut pengimbang bagian bawah. Setelah itu dorong kaca ke belakang dan kencangkan kembali baut pengimbangnya.
    7. Perhatikan bukaan pintu luar, cek apakah terasa ada pergeseran jika difungsikan. Jika ya, lumasi dengan pelumas semprotan. Saat melakukan penyemprotan, sekalian cek dengan memainkan bukaan pintu luar dan dalam.
    8. Periksa tangkai besi pengunci pintu. Terutama bagian bawah yang menggerakkan kunci. Bersihkan bila berkarat atau kotor dan semprotkan pelumas.
    9. Jika sudah selesai pasang kembali panel pintu, untuk yang power window jangan lupa pasang sakelar kembali.

    fr.indosiar.com


  • READ MORE.......



  • for more details and updates about automotive-technology, please visit.........
    www.automotive-technology-guide.blogspot.com

    Air Filter : Cara Mudah Perawatan 'Air Filter' Mobil Anda


    Seperti halnya manusia, jeroan mesin harus senantiasa sehat dan bersih. Itulah sebabnya, filter udara terasa begitu penting. Bila peranti penyaring kualitas udara menuju bahan bakar tak berfungsi dengan baik, udara yang masuk bersama bahan bakar menuju ruang mesin adakalanya bercampur debu dan mengganggu kinerja mesin. Paling sederhana mengakibatkan mesin 'terbatuk-batuk'.
    Untuk itu, ada baiknya kita selalu teliti dalam memilih filter udara yang dijual di pasaran. Memang, perawatannya relatif mudah, tinggal melepas filter dari sarangnya, lalu menyemprotkan kompresor. Cuma, bila tak dirawat dengan baik, amat mungkin tak bisa panjang umurnya. 


    Berbagai merek saringan udara amat melimpah di pasaran saat ini. Dari yang terbuat dari karton dan menjadi suku cadang standar kendaraan. Menyimak aneka jenis filter udara yang ada di pasaran, tentulah cara merawatnya berbeda-beda. Karena itu, cermati trik jitu agar saringan tetap bersih dan terawat dengan baik.
    Untuk filter yang terbuat dari karton, usia pakainya paling banter Cuma sekitar 2500 km hingga 5000 km. Selebihnya, harus segera diganti. Karena kelemahan dari filter ini, pada usia pakai tertentu, permukaan karton menjadi 'berbulu'. Bila hal ini dibiarkan, serpihan lembut yang bercampur dengan debu itu bisa ikut masuk ke 'dapur pacu' alias ruang pembakaran. Efek sampingnya, permukaan silinder akan tergores.
    Merawat filter karton, relatif mudah. Angkat filter dari sarangnya, lalu bersihkan dengan kompresor udara. Kalau perlu, bagian pinggir filter diketuk pakai gagang obeng hingga debu yang melekat rontok semua.


    Berbeda dengan filter yang terbuat dari spons. Umumnya mampu bertahan hingga 15.000 km atau setahun pakai. Seringan yang satu ini, merawatnya juga mudah. Celupkan saringan spons ke dalam air, lalu cuci pakai deterjen. Setelah benar-benar bersih, keringkan dengan cara diangin-anginkan ataupun dijemur tapi jangan sampai kena matahari secara langsung. Setelah kering, filter siap dipasang kembali.
    Untuk filter berbahan serat katun, lain lagi ceritanya. Yang satu ini, perawatannya rada mahal, lantaran harus dibersihkan pakai cairan khusus. Untuk K&N misalnya, ada larutan pembersihnya sendiri. Pembersih yang terdiri dari sabun khusus dan oli ini, penggunaannya agak khusus.
    Setelah filter dilepas dari rumahnya, kemudian peranti penyaring udara itu diketok hingga semua debu dan kotoran yang menempel rontok semua. Namun, saat 'mengetok' filter udara tersebut, usahakan menggunakan landasan yang empuk, seperti ban misalnya.
    Tahap selanjutnya adalah menyiram filter tersebut dengan air yang mengalir, baru kemudian disemprot dengan cairan sabun khusus. Setelah didiamkan selama kurang lebih 5 menit, filter tersebut kemudian disiram kembali dengan air. Proses tersebut diulang hingga air sisa pencucian terlihat lebih bening.
    Sebelum proses pengolesan dengan oli dilakukan, filter mesti dikeringkan. Ada dua cara yang dianjurkan, yakni yang pertama dengan hair dryer atau dengan compressor, tetapi dengan tekanan angin yang serendah mungkin. Akhir dari proses perawatan filter udara ditutup dengan pengolesan oli khusus. (mbl/bun)
    fr. KapanLagi.com -


  • READ MORE.......



  • for more details and updates about automotive-technology, please visit.........
    www.automotive-technology-guide.blogspot.com

    Car Clutch : Memperpanjang Umur Kopling Mobil


    SELAIN rem, ban, ada bagian penting lainnya dari mobil yang perlu diperhatikan, yakni kopling. Kopling berfungsi untuk menghubungkan dan melepaskan putaran mesin dengan transmisi. Untuk memperpanjang usia kopling, perlu diketahui cara-caranya agar penggunaan kopling dilakukan secara benar.
    Beberapa bagian dari kopling di antaranya komponen pelat kopling (clutch disc), matahari (cover clutch), release bearing, dan pilot bearing. Bagian yang paling sering mengalami kerusakan adalah pelat kopling atau clutch disc. Karena fungsinya yang sangat vital maka penting sekali untuk dirawat dan dijaga dengan baik.
    Berikut ini beberapa cara agar kondisi kopling tetap prima dan berumur panjang, yakni:
    Pertama, pada saat berada di tanjakan, sebaiknya kopling jangan diinjak setengah. Kondisi seperti itu akan mengakibatkan pelat kopling menjadi cepat aus. Lebih baik menggunakan rem tangan dan transmisi dinetralkan, jika ada hambatan di jalan menanjak.
    Kedua, usahakan jangan menginjak pedal kopling terlalu lama. Ini untuk menghindari gesekan pelat kopling dengan tutup kopling dan roda penerus. Jika dibiarkan, pelat kopling akan mengalami panas sehingga kemungkinan akan cepat aus dan rusak.
    Ketiga, minyak kopling. Jika terjadi gangguan pada minyak kopling, pedalnya diinjak, bisa blong.
    Ini bisa menyebabkan tidak berfungsinya perpindahan gigi transmisi. Akibatnya mobil tidak bisa dijalankan.
    Keempat, sebaiknya hindari jalanan yang berlumpur, karena ketika terjadi selip akan menyebabkan pelat kopling cepat aus.
    Kelima, jika dalam keadaan lampu merah lebih baik transmisi dinetralkan.
    Keenam, hindarilah menginjak pedal kopling terlalu kasar. Begitu juga saat melepaskannya. Bila dilakukan dengan cara yang kasar, maka sentuhan pelat kopling akan terasa lebih keras. Ini akan mempercepat keausan.
    Ketujuh, perhatikan apakah minyak koplingnya selalu full? Jika terlihat kurang, periksa kemungkinan adanya kebocoran. Standar pemakaian minyak kopling biasanya sekira 20.000 km. Bila terjadi kebocoran kemungkinan ada pada karet master kopling atas dan karet release silinder kopling bawah yang pecah.




    Terakhir, perhatikan pula pemasangan pedal kopling. Idealnya penyetelan pedal kopling harus ada gerak bebas. Untuk gerak bebas, pedal atas pada model hidrolik 5 sampai 15 mm. Untuk mo-del mekanik, gerak bebas pedal atasnya 15 sampai 25 mm. Khusus bagian bawah antara 4,5 sampai 5,5 mm. Bila tidak ada gerak bebas, maka cover clutch akan terus tertekan sehingga pelat kopling akan tetap bersentuhan. (tadinur/otf.)***



  • READ MORE.......



  • for more details and updates about automotive-technology, please visit.........
    www.automotive-technology-guide.blogspot.com

    Brake Oil : Jangan Anggap Sepele Minyak Rem


    SISTEM pengereman pada kendaraan bermotor jelas tidak mengenal mobil mewah maupun standar, mobil antik maupun keluaran mutakhir. Pokoknya, ketika dipacu pada kecepatan tinggi ataupun saat berjalan pelan, kendaraan harus bisa berhenti karena memang harus berhenti atau karena ada suatu rintangan yang mendadak muncul di depan kendaraan.
    APABILA menyinggung sistem pengereman, selain sejumlah perangkat yang sudah melekat dengan kendaraan semisal menggunakan sistem kampas rem dengan tromol ataupun menggunakan cakram (disk brake), tetap saja minyak rem (brake fluid) merupakan andalan yang harus mendapat perhatian, terutama berkaitan dengan daya cengkeram saat dilakukan pengereman.
    Kehadiran mobil-mobil impor atau mobil dengan teknologi mesin mutakhir yang bertenaga besar belakangan ini semakin mempertegas kepada para pemilik atau pengendara kendaraan bermotor untuk memahami lebih rinci apa yang dinamakan dengan minyak rem itu. Peringatan ini penting agar jangan sampai, tiba-tiba saat menginjak pedal rem, mobil terus bergerak enggan segera berhenti.
    Bukan apa-apa, terutama mobil impor, dengan kemampuan tenaga mesin yang besar, jelas membutuhkan sistem pengereman yang lebih memadai dan lebih andal. Apalagi mobil yang sudah menggunakan sistem antilock brake system (ABS). Ini sangat erat berkaitan dengan jenis minyak rem yang digunakan, yang tentunya berbeda dengan minyak rem yang digunakan berbagai kendaraan standar bermesin kecil yang kebanyakan lalu lalang di jalan raya negeri ini.
    "Biasanya mobil dengan sistem ABS menggunakan jenis minyak rem dengan DOT lebih tinggi," ujar Soelistyo Wibowo, mekanik yang selama ini menangani mobil-mobil Suzuki keluaran PT Indomobil Niaga Internasional. DOT alias departement of transportation merupakan klasifikasi pada minyak rem yang jelas tidak bisa diabaikan begitu saja.
    DOT menjadi kian penting karena mobil mutakhir sekarang ini tidak saja menggunakan sistem ABS, tetapi sudah dilengkapi electronic brake-force distribution (EBD) yang secara elektronik membantu pendistribusian minyak rem ke setiap roda sehingga memperoleh sistem pengereman yang setara. Hal ini mencegah mobil melintir saat mengerem.

    Klasifikasi DOT memperlihatkan semakin berkualitasnya minyak rem yang ada, yang berarti juga kemampuannya dalam efektivitas pengereman kendaraan. "Mobil-mobil dengan tenaga mesin besar jelas membutuhkan minyak rem dengan klasifikasi DOT yang lebih tinggi karena mampu bertahan hingga titik didih yang sangat tinggi yang terjadi saat pengereman," ujar Rachmad Basuki, manajer perencanaan produk pada PT Toyota Astra Motor.
    Minyak rem yang berbahan dasar kimia glikol eter mampu mencapai titik didih hingga 250 derajat Celsius. "Karena pada saat pengereman ketika mobil dalam kecepatan yang tinggi, suhu pada tromol, kampas rem, serta minyak rem bisa mencapai suhu yang sangat tinggi. Pokoknya pada malam hari kampas rem bisa terlihat merah membara," ujar Rachmad Basuki yang ditemui saat peluncuran Toyota Avanza awal tahun ini.
    KLASIFIKASI minyak rem yang lazim ditemui di pasaran adalah DOT 3. Mobil-mobil standar, semisal mobil keluaran Jepang, umumnya menggunakan minyak rem klasifikasi DOT 3 ini. Adapun mobil-mobil mutakhir dengan teknologi mesin yang hebat dengan output tenaga yang luar biasa membutuhkan klasifikasi DOT yang lebih tinggi, semisal DOT 4 atau DOT 5.
    Mobil-mobil keluaran Eropa atau Amerika Serikat (AS), misalnya, kebanyakan sudah menggunakan DOT 4. Tidak bisa disangkal, mobil dengan penggunaan minyak rem jenis DOT 4 akan terasa lebih ringan dalam pengereman. Daya cengkeramannya juga lebih efektif. Demikian pula dengan minyak rem DOT 5 atau lebih tinggi lagi.
    Konon, mobil balap Formula I yang dikenal dengan jet darat itu menggunakan minyak rem dengan klasifikasi DOT 6 atau 7. Dengan demikian, ketika Michael Schumacher dengan mobil Ferrari-nya, ia bisa langsung mengurangi laju mobilnya yang sedang dipacu dalam kecepatan mendekati 300 kilometer per jam. Minyak rem tetap bisa berfungsi menahan laju Formula I sekalipun titik didih yang dicapai saat itu sangat tinggi, maklum kecepatan yang mendekati 300 kilometer per jam.
    Pertanyaan yang mengusik, apakah mobil dengan minyak rem jenis DOT 3 bisa diganti dengan minyak rem DOT 4





    atau lebih biar efektivitas pengereman semakin tinggi? Atau sebaliknya, mobil yang menggunakan jenis minyak rem DOT 4 sebagaimana digunakan mobil- mobil mutakhir keluaran Eropa atau AS bisa begitu saja diganti dengan minyak rem jenis DOT 3?
    "Sebaiknya tetap menggunakan jenis minyak rem yang dianjurkan pabrik," ujar Soelistyo Wibowo seraya mengaku belum tahu apa pengaruhnya seandainya menggantikan jenis minyak rem dari DOT 3 ke DOT 4 atau sebaliknya. "Yang jelas, anjuran pabrik menggunakan minyak rem jenis DOT 3 karena sudah disesuaikan dengan berbagai perangkat sistem pengereman, seperti pipa-pipa ataupun karet pada master rem," katanya.
    Suatu yang pasti, minyak rem jenis DOT 3 memiliki titik didih dan viskositas (kekentalan) pada suhu tinggi maupun rendah yang berbeda dengan minyak rem jenis DOT 4. Perbedaan ini juga yang mempengaruhi kemampuan minyak rem dalam melindungi komponen rem dari karat. Senyawa kimia dalam minyak rem, seperti antioksida dan antibusa, berguna melindungi karet atau sil agar berdaya tahan lama. Bahkan, senyawa ini juga bisa menekan adanya gelembung udara dalam pipa ataupun master rem yang bisa berakibat rem blong.
    Jika demikian, tentu saja keinginan pemilik atau pengendara mobil menggantikan minyak rem dari DOT 3 ke DOT 4 agar rem semakin pakem sebenarnya keliru. Yang mungkin terjadi, penggunaan DOT 4 dengan senyawa kimia yang lebih berkualitas bisa menyebabkan pipa saluran minyak rem pecah karena kemampuan titik didih yang tinggi dan tekanan yang muncul jelas lebih tinggi dibandingkan dengan minyak rem DOT 3. Dengan demikian, berarti juga rem akan blong.
    Begitu pula ditabukan jika menggunakan minyak rem jenis DOT 4 lantas hendak diganti dengan minyak rem DOT 3. Yang terjadi adalah efektivitas pengereman menjadi berkurang karena daya dorong dan titik didih yang lebih rendah. Padahal, mobil-mobil dengan minyak rem DOT 4 adalah mobil-mobil dengan kemampuan tenaga mesin yang besar sehingga membutuhkan efektivitas pengereman yang lebih memadai. Belum lagi tuntutan teknologi mutakhir dalam sistem pengereman, seperti ABS dan EBD.
    Singkat cerita, acapkali pemilik mobil, terutama dari kalangan atas, mempercayakan perawatan kendaraannya termasuk dalam minyak rem kepada bengkel resmi. Dengan demikian, jaminan minyak rem yang akan digunakan tetap sesuai dengan anjuran pabrik. Hanya saja, tidak jarang ada oknum, entah sopir atau pekerja bengkel, yang nakal. Maklum, minyak rem jenis DOT 4 atau jenis DOT yang lebih tinggi jarang ditemui dan harganya lebih mahal pula. Jadi, hal itu perlu diwaspadai. (Pieter P Gero)







  • READ MORE.......



  • for more details and updates about automotive-technology, please visit.........
    www.automotive-technology-guide.blogspot.com

     
     
     

    Total Tayangan Halaman