Merawat peredam kejut

Salah satu kenyamanan berkendara terletak pada shockbreaker kendaraan atau peredam kejut. Sebenarnya, peredam kejut memiliki andil besar dalam menentukan keselamatan jiwa dan kenyamanan. Namun, bagian ini biasanya jarang sekali mendapatkan perhatian.

Kondisi jalanan yang kasar atau rusak, serta berkelok-kelok, dapat diatasi dengan peredam kejut yang baik. Dari namanya, peredam kejut memang berfungsi untuk mengurangi getaran akibat pergerakan ban dalam kondisi jalanan tertentu, dan dipengaruhi pula oleh beban kendaraan. Selain sebagai peredam getaran, peredam kejut juga menjadi komponen yang paling vital dalam menjaga kestabilan kendaraan, terutama dalam gerakan manuver.

Untuk menjaga kualitas peredam kejut ini sebenarnya cukup sederhana. Kuncinya ada pada perlakuan yang tepat, halus, dan pengecekan secara rutin.

Efektivitas peredam kejut merupakan hal penting dalam keselamatan berkendara. Seperti dijelaskan bahwa peredam kejut sangat erat kaitannya dengan keselamatan dan keamanan berkendara. Roda yang baru tanpa ditunjang peredam kejut yang baik, justru bisa jadi bumerang. Peredam kejut yang efektif dapat memberikan keamanan lebih dengan membantu mobil saat pengereman mendadak. Efektivitas peredam kejut ini hanya bisa dijaga dengan perawatan.

Berdasarkan prinsip operasionalnya, peredam kejut terbagi atas dua kategori, yaitu jenis yang menggunakan oli dan gas. Untuk jenis pertama, karakteristik damping diatur oleh katup-katup pada batang piston. Untuk jenis kedua, karakteristik damping ditentukan oleh katup piston dan tekanan balik gas nitrogen.

"Merawat peredam kejut adalah wajib agar komponen ini tetap bekerja maksimal," kata Business Development ZF Trading Asia Pacifik Pte Ltd (produsen Sachs), Cakra Wiyata, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Dikatakannya, peredam kejut seperti Sachs dapat memberikan jarak pengereman empat meter lebih pendek dibandingkan dengan peredam kejut yang lainnya. Hal itu dilihat pada saat pengereman mendadak pada kecepatan 100 km/jam.

Untuk merawat peredam kejut, lanjut Cakra, pada dasarnya tidaklah sulit. Semuanya bisa dilakukan sendiri tanpa harus pergi ke bengkel. "Seperti halnya mengganti oli, pengecakan peredam kejut juga bisa dilakukan berkala, yaitu setiap 20 ribu km atau 1 tahun. Ini ditujukan agar kondisi peredam kejut selalu terkontrol."

Kondisi peredam kejut sangat erat kaitannya dengan perilaku pengemudi kendaraan. Kerusakan sering terjadi bila jarang dirawat pada bagian ini. "Biasanya, kerusakan peredam kejut selalu terjadi karena perilaku kasar dari pemakai dan tidak pernah dibersihkanm," jelas pemilik bengkel Alfa Omega, Stefanus Endang.

Dalam merawat peredam kejut, baik jenis oli maupun gas, hampir serupa tindakannya. Langkah terpenting adalah menghindari penggunaan pengencang baut yang menggunakan listrik. Bentuk alat pengencang bautnya seperti pistol. Hal ini disebabkan, alat itu akan merusak ulir batang piston.

Langkah yang tepat dalam mengencangkan baut adalah dengan menggunakan kunci pas yang dapat disetel torsi maksimum kekencangannya. Kunci pas biasa juga dapat digunakan, asal jangan terlalu keras. "Jadi, di sini harus pakai feeling ujar Stefanus."

Masih soal mengencangkan baut, diusahakan jangan dilakukan di saat mobil masih dalam posisi didongkrak. Jadi, kendaraan tersebut harus diturunkan dulu dari dongkraknya, lalu didorong maju mundur sekitar satu meter, baru kemudian dikencangkan.

Ia juga menerangkan bahwa pada saat pemasangan atau melepaskan komponen peredam kejut, jangan menjepit batang piston menggunakan alat tang. Penggunaan alat ini dapat menyebabkan baret pada batang piston. Cara ini, katanya, akan merusak seal piston pada saat bekerja.

Pada peredam kejut, merupakan bagian yang aktif bergerak. Makanya, pada bagian ini kerap terjadi penumpukan residu oli atau kotoran pada pistonnya. Karena itulah, perhatikan kebersihan batang piston. Kotoran pada batang piston ini akan mengakibatkan baret. Bila baretnya parah, maka katup-katup piston bisa rusak dan seal dapat bocor di saat bekerja.

Beberapa tindakan perawatan tadi juga bisa disertai dengan pemeriksaan kerusakan yang terjadi pada peredam kejut kendaraan. Hal yang perlu diperhatikan adalah kebocoran seal pada peredam kejut. Bila terjadi kebocoran, jelas harus ada bagian yang diganti, terutama sealnya. Kalau tidak, oli yang ada pada peredam kejut yang berfungsi sebagai pelumas piston di bagian dalam akan semakin berkurang.

Bila kondisi ini dibiarkan, oli akan habis sewaktu-waktu. Peredam kejut itupun bisa tak berfungsi atau terjadi kemacetan. Inilah yang berbahaya bila terjadi di perjalanan. Kecelakaan akibat kendaraan tak stabil karena peredam kejut macet menjadi salah satu contohnya. Ini sangat berisiko terhadap keselamatan pengemudi dan penumpangnya.

Karena itu, peredam kejut jangan dipandang remeh. Pemeriksaan kondisi peredam kejut sebelum perjalanan jauh menjadi tindakan penting. Di samping memeriksa bagian ini, perlu pula memeriksa kondisi ban. Tekanan udara pada ban perlu diperhatikan. Permukaan serta kembangan pada ban juga tak luput dari pemeriksaan tersebut.

[wed]





  • READ MORE.......



  • for more details and updates about automotive-technology, please visit.........
    www.automotive-technology-guide.blogspot.com

    Share on :
     
     
     

    Total Tayangan Halaman